ANATOMI SISTEM
SARAF MANUSIA
Oleh
Ni Putu Juni Artini, NIM 1129061027
Pendidikan
Sains, Undiksha, Singaraja
ABSTRAK
Sistem
saraf manusia adalah suatu jalinan dan jaringan syaraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf adalah
mengintegrasi, memproses, dan mengkoordinasi data sensorik dengan perintah
motorik. Sistem saraf juga berguna untuk mengontrol interaksi antara individu
dengan lingkungan sekitarnya. Sistem saraf merupakan suatu struktur yang terdiri
dari komponen-komponen sel saraf (neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan
sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Sistem saraf terdiri
dari neuron dan neuroglia. Neuron merupakan sel saraf yang terdiri dari badan
sel, dendrit, dan akson. Sedangkan neuroglia merupakan sel pendukung neuron.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sum-sum tulang belakang. Otak dan
sum-sum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan sum-sum
tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
terdiri dari saraf sadar dan otonom. Saraf sadar terdiri dari saraf otak dan
sum-sum tulang belakang. Saraf otonom terdiri dari saraf simpatik dan
parasimpatik.
Kata Kunci: sistem saraf, saraf pusat,
saraf tepi, saraf otonom
ANATOMY OF THE
HUMAN NERVOUS SYSTEM
by
Ni Putu Juni Artini, NIM 1129061027
by
Ni Putu Juni Artini, NIM 1129061027
Science
Education, Undiksha, Singaraja
ABSTRACT
The human nervous system is a tangle of nerves and tissues are complex, highly specialized and interconnected to one another. Function of the nervous system is integrating, processing, and coordinating with the data of sensory motor commands. The nervous system is also useful to control the interaction between individuals with the surrounding environment. The nervous system is a structure consisting of the components of nerve cells (neurons). Nervous system together with the hormone system, serves to maintain body functions. The nervous system consists of neurons and neuroglia. Neurons are nerve cells that consist of cell bodies, dendrites, and axons. Whereas the neuroglia supporting cells of neurons. Central nervous system consists of the brain and spinal marrow. Brain and spinal marrow. The brain is protected by the bones of the skull and spinal marrow are protected by the spine. While the peripheral nervous system consists of conscious and autonomic nerves. Conscious nerve consists of nerve and brain spinal marrow. Autonomic nerves consist of sympathetic and parasympathetic nerves.
Keywords: nervous system, central nervous, peripheral nerves,
autonomic nerves
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Organ-organ
tubuh kita dapat bekerja secara selaras dan teratur karena tubuh kita memiliki
suatu sistem yang dikenal dengan sistem koordinasi atau sistem pengatur. Sistem
koordinasi terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon. Dalam artikel
ini akan dibahas salah satu yang termasuk ke dalam sistem koordinasi yaitu
sistem saraf. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan dan jaringan syaraf
yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain.
Fungsi sistem saraf adalah mengintegrasi, memproses, dan mengkoordinasi data
sensorik dengan perintah motorik. Sistem saraf juga berguna untuk mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur berbagai sistem tubuh penting lainnya. Sehingga
terjadi hubungan dan komunikasi antara sistem saraf yang satu dengan sistem
saraf lainnya. Akibat pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem, tubuh
menjadi mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis. Fenomena mengenai
kesadaran, daya pikir, bahasa, sensasi dan gerakan semuanya berasal dari sistem
ini.
Salah
satu peristiwa dari sistem yang saling terhubung ini contohnya ketika kita
melihat hewan yang kita takuti, misalnya kecoa, kita akan langsung menjerit dan
berlari. Saat berlari, otot kaki memerlukan pasokan glukosa dan oksigen. Untuk
memenuhi kebutuhan glukosa dan oksigen, paru-paru bernapas lebih cepat untuk
memerlukan ekstra oksigen dan jantung terpompa lebih cepat untuk mengalirkan
oksigen dan glukosa ke otot. Otak mendeteksi perubahan oksigen dan karbon
dioksida dalam darah dan mengirimkan rangsangan tersebut ke diafragma, otot
dada, dan jantung. Dalam contoh ini, sistem koordinasi yang bekerja adalah
sistem saraf.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana sistem saraf pada manusia?
2.
Bagaimana sistem saraf pusat?
3.
Bagaimana sistem saraf limbik?
4.
Bagaimana sistem saraf tepi?
5.
Bagaimana sistem saraf otonom?
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, adapun
tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui sistem saraf pada manusia.
2.
Mengetahui secara lebih jelas
bagian-bagian dari sistem saraf pusat.
3.
Mengetahui secara lebih jelas
bagian-bagian dari sistem saraf limbik.
4.
Mengetahui secara lebih jelas
bagian-bagian dari sistem saraf tepi.
5.
Mengetahui secara lebih jelas
bagian-bagian dari sistem saraf otonom.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan artikel ini
yakni dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai sistem saraf yang
terdapat pada manusia seperti letak, fungsi, dan bagian-bagian dari sistem
saraf pada manusia.
II. MATERI DAN METODE
Sistem
saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf
(neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk
memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur,
misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang
berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan
khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari
berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan
respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. Rangsangan ada yang berasal dari
luar tubuh seperti cahaya, gravitasi, suhu, panas, dan dingin. Sedangkan
rangsangan yang berasal dari dalam tubuh seperti rasa lapar, haus, sakit,
nyeri, dan sebagainya. Untuk bereaksi terhadap rangsangan tersebut tubuh kita
memerlukan tiga komponen, yaitu reseptor sebagai penerima rangsangan, sistem
saraf sebagai penerima, pengolah, dan penerus hasil olahan rangsangan ke
efektor, dan efektor sebagai sel atau organ yang digunakan untuk bereaksi
terhadap rangsangan (Diah et al, 2007). Komponen-komponen sel saraf pada
sistem saraf mempunyai kemampuan dalam konduksi impuls atau melakukan impuls.
Fungsi impuls adalah sebagai pembawa informasi yakni tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan, misalnya perubahan temperatur
dari panas ke dingin, perubahan cahaya dari gelap ke terang (Irianto, 2004).
Pusat sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikarion,
berisi nukleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat bahan-bahan yang
disebut substansia nissel. Dari perikarion keluar prosesus yang menghantarkan
rangsangan perikarion yang disebut dendrit, jumlahnya lebih banyak (lebih dari
satu). Prosesus yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut
akson. Jumlah akson biasanya hanya satu (Syaifuddin, 2006). Berdasarkan jumlah
ukuran neuron dibagi menjadi tiga yaitu neuron unipolar, bipolar dan
multipolar. Sedangkan neuron berdasarkan struktur dan fungsinya dibagi menjadi
tiga, yaitu neuron sensorik, motorik dan interneuron. Macam-macam neuron
tersebut dihubungkan oleh sinaps.
Gerakan
salah satu anggota tubuh dapat dijadikan bukti bahwa di dalam tubuh terjadi
penghantaran impuls oleh saraf dan menimbulkan tanggapan yang disampaikan oleh
saraf motorik dalam bentuk gerak. Gerak yang disadari disebut gerak sadar
dengan melalui rangkaian impuls dan mengalami proses pengolahan yang dilakukan
oleh otak, sedangkan gerakan yang tidak disadari disebut gerak reflex dengan
rangkaian impuls pendek, tanpa diolah oleh pusat saraf (Diah et al,
2007). Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat yang terdiri dari
otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi yang dibedakan menjadi
dua, yaitu sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen. Otak terdiri dari tiga
bagian yaitu otak besar, otak kecil dan otak tengah. Sistem sarf aferen membawa
impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat sedangkan sistem saraf
eferen membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor (Diah et al,
2007).
Metode yang digunakan dalam pembuatan artikel ini
adalah metode kepustakaan yakni mengumpulkan data yang diperlukan dari
bahan-bahan referensi seperti buku, diktat kuliah, makalah, dan jurnal yang bersangkutan
dengan topik yang akan dibahas oleh penulis.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sistem
Saraf Pada Manusia
Sistem
saraf terdiri dari jaringan saraf, yang selnya padat dan ketat dan saling
terkait. Meskipun sangat kompleks, jaringan saraf hanya terdiri dari dua jenis
sel utama, yaitu neuron (sel-sel saraf) dan neuroglia (sel pendukung/insulator/pelindung
sel saraf).
Neuron
adalah sel-sel yang sangat kompleks. Meskipun sangat beragam strukturnya, semua
sel saraf mempunyai badan sel (cell body)
yang fungsinya sangat penting dalam kerja sistem saraf.
Neuron terdiri dari beberapa bagian,
yaitu:
a. Badan
Sel (The Cell Body)
Badan
sel disembut juga soma (badan). Walaupun sangat beragam ukuran diameternya
yaitu dari 5 sampai 140 μm, namun semua sel saraf hanya memiliki satu inti sel
yang dikelilingi oleh sitoplasma. Kandungan sitoplasma pada sel saraf tidak
berbeda dengan sel-sel lain pada umumnya. Badan sel merupakantempat proses dari
impuls yang diterima oleh ujung-ujung saraf. Badan sel banyak terletak di
Sistem Saraf Pusat. Namun badan sel yang disebut ganglia (tunggal:ganglion)
terletak disepanjang sistem saraf tepi.
b. Dendrit
Kebanyakan
dari sel saraf memiliki banyak dendrit yang merupakan perpanjangan atau
percabangan dari badan sel. Dendrit seperti halnya ranting pada pohon yang
merupakan percabangan dari dahan pohon. Organel-organel yang terdapat pada
badan sel juga terdapat di dalam dendrit. Dendrit berfungsi sebagai penerima
rangsang, memperluas area untuk menerima sinyal dari sel saraf lain. Dendrit
juga berfungsi untuk menghantarkan sinyal ke badan sel.
c. Akson
Setiap
sel saraf hanya memiliki satu akson yang memanjang dari daerah berbentuk
kerucut pada badan sel. Akson diselubungi oleh selubung myelin. Akson berfungsi
untuk mengantarkan rangsang dari atau ke badang sel.
Ada tiga jenis neuron berdasarkan
fungsinya, yaitu:
a. Neuron
Sensorik (Afferent). Neuron ini berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik
dari reseptor pada kulit, organ, indera, atau saraf organ internal ke Central
Nervous System (CNS).
b. Neuron
Motorik (Efferent). Neuron ini berfungsi untuk menyampaikan impuls dari CNS ke
efektor.
c. Interneuron.
Neuron ini berfungsi menghubungkan neuron sensorik dan motorik.
2) Neuroglia
Ada
beberapa jenis neuroglia, diantaranya
a. Astrocytes.
Seperti namanya, sel ini berbentuk seperti bintang sehingga memiliki banyak
percabangan. Astrocytes berfungsi untuk mengatur extracelluler neuron.
b. Microglia.
Microglia merupakan sel pendukung yang ukurannya paling kecil namun jumlahnya melimpah
di CNS. Sel ini bersifat phagosit yang memakan microorganisme penggganggu dan
sel-sel saraf yang telah mati.
c. Ependyma.
Ependyma terdapat pada ventricle otak dan spinal cord (sum-sum tulang
belakang).
d. Oligodendrit.
Oligodendrit memiliki bentuk seperti Astrocytes, namun dengan percabangan yang
lebih sedikit. Oligodendrit berfungsi untuk membentuk selubung myelin (myelin
sheaths) pada susunan saraf tepi (peripheral nervous system = PNS).
e. Satelite
Cell. Merupakan sel pendukung yang berada di sekeliling badan sel pada susunan
saraf tepi.
f. Schwan
Cell. Schwan cell membentuk selubung myelin (myelin sheaths) pada susunan saraf
pusat (central nervous system = CNS). Fungsi myelin adalah untuk mempercepat
penghantaran sinyal pada axon. Sambungan antara dua sel schwan (myelin) disebut
nodes of Ranvier.
3.2 Sistem
Saraf Pusat
Sistem
saraf pusat (SSP) adalah bagian dari sistem saraf yang mengkoordinasi kegiatan
dari semua bagian tubuh hewan bilaterian yaitu, semua hewan multiseluler
kecuali simetris radial spons dan binatang seperti ubur-ubur. Pada vertebrata,
sistem saraf pusat yang ditutupi dalam meninges. Ini berisi sebagian besar
sistem saraf dan terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Bersama-sama
dengan sistem saraf perifer memiliki peran fundamental dalam kontrol perilaku.
SSP adalah yang terkandung dalam dorsal rongga, dengan otak di dalam rongga
tengkorak dan tulang belakang di rongga tulang belakang.
Otak
dan sum-sum tulang belakang ini merupakan organ yang sangat lunak dan memiliki
fungsi yang sangat penting bagi semua proses yang ada dalam tubuh sehingga
membutuhkan perlindungan. Selain dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang
belakang, juga dilindungi oleh tiga lapisan selaput meninges, yaitu:
1. Durameter;
terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium,
dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di
antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea
mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam
cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput
arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan
mekanik.
3. Piameter.
Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan
permukaan otak
Pada
otak dan sum-sum tulang belakang, terdapat dua substansi, yaitu substansi
grissea dan substansi alba. Subtansi grissea memiliki warna abu-abu karena
tersusun oleh badan sel dari sel saraf. Sedangkan substansi alba memiliki warna
putih, karena tersusun oleh serabut-serabut saraf. Walaupun keduanya memiliki
substansi yang sama, namun berbeda dalam hal susunannya. Pada otak substansi
grissea terdapat pada bagian korteks dan substansi alba terdapat pada bagian
tengah. Sedangkan pada sum-sum tulang belakang, substansi grissea terdapat pada
bagian tengan yang membentuk seperti kupu-kupu dan substansi alba terdapat pada
bagian korteks.
A. Otak
Otak
merupakan organ yang sangat penting dan memiliki fungsi-fungsi yang kompleks,
seperti kecerdasan, kesadaran, ingatan dan lain sebagainya. Besar otak kurang
lebih dua genggaman tangan dengan berat kurang lebih 1500 gram. Otak memiliki
beberapa bagian, yaitu:
1. Cerebrum (otak
besar). Cerebrum merupakan bagian yang sangat penting dari otak, yang terdiri
dari dua hemisphere. Otak besar memiliki berat 83% dari total berat otak.
Cerebrum terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Cerebral
Cortex. Celebral Cortex merupakan bagian dari Cerebrum yang berwarna abu-abu
(substansi grissea) karena pada bagian ini banyak terdapat badan sel saraf.
Celebral Cortex memiliki empat area yang disebut lobus, yaitu lobus frontal,
lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal. Lobus frontal merupakan
pusat kemampuan motorik seperti kecerdasan, berbicara dan daya ingat atau
memori.
b. Medullary
Body. Medullary body merupakan bagian dari cerebrum yang berwarna putih
(substansi alba) karena mengandung banyak serabut saraf (akson). Bagian in
berfungsi mengirimkan impuls dari dan ke cerebral cortex. Pada medullary body
terdapat bagian yang disebut Corpus callosum, yang menghubungkan impuls dari
kedua celebral hemisphere.
c. Basal
Ganglia. Basal ganglia merupakan bagian dari cerebrum yang berwarna abu-abu.
Pada besal ganglia terdapat banyak badan sel-sel saraf, yang menyebabkan warna
abu-abu pada bagian ini. Bagian ini berfungsi untuk mengatur pergerakan otot
rangka. Selain itu, basal ganglia juga menghubungkan celebral cortex, thalamus
dan hypothalamus.
2. Brainstem
a. Midbrain.
Midbrain merupakan bagian
brainstem yang penting. Midbrain terletak diantara diencephalon dan pons.
Midbrain merupakan tempat untuk relay impuls dari cerebral cortex ke pons dan
spinal chord atau dari spinal cord ke thalamus.
b. Pons.
Pons berbentuk seperti tonjolan dan terlrtak diantara midbrain dan medula
oblongata. Pons berfungsi jembatan yang menghubungkan antara brainstem dan
cerebelum. Pons ini merupakan pengontrol proses pernapasan.
c. Medula
Oblongata. Medul oblongata merupakan bagian dari brainstem yang berbentuk
kerucut dan mengandung banyak serabut saraf. Bagian ini merupakan pusat
pengaturan detak jantung, tekanan darah, pernapasan, menelan dan muntah.
3. Diencephalon.
Diencephalon membentukpusat inti dari otak depan yang dikelilingi oleh belahan
otak. Diencephalon terdiri dari thalamus dan hypothalamus.
a. Thalamus.
Thalamus berbentuk seperti telur dan merupakan struktur yang berpasangan.
Sebesar 80 % dari diencephalon adalah thalamus. Thalamus berfungsi sebagai
relai bagi semua sensori pada celebral cortex. Selain itu, thalamus juga
berperan dalam menginterpretasikan impuls sensorik.
b. Hypothalamus.
Hypothalamus merupakan bagian bawah dari diencephalon. Bagian ini sangat
penting dalam pengeturan fungsi autonom. Bersama dengan sistem limbic,
hypothalamus berperan dalam pengaturan emosi. Hypothalamus juga mampu
mensekresikan regulatory hormon. Hypothalamus juga mengendalikan rasa lapar,
haus, tudur bangun dan ritme biologis lainnnya.
c. Epithalamus.
Epithalamus merupakan bagian terkecil dari posterior dan superiorthalamus. Pada
epithalamus terdapat pineal gland yang merupakan bagian dari kelenjar endokrin.
Kelenjar ini mensekresikan melatonin untuk mempersiapkan diri pada siklus tidur
dan bangun.
4. Cerebelum.
Cerebelum biasa disebut otak kecil. Bagian ini terletak di bagaian belakan
kepala dan dekat dengan bagian leher ujung atas. Namun dengan bentuk yang kecil
jika dibandingkan dengan otak besar, cerebelum memiliki fungsi yang sangat
penting. Cerebelum berfungsi untuk kontrol kontraksi otot, postur dan
keseimbangan.
B. Sum-sum
Tulang Belakang (Spinal Cord)
Sum-sum
tulang belakang merupakan kelanjutan dari medula oblongata. Bagian ini terus
berlanjut kebelakang sampai tulang belakang. Panjang sum-sum tulang belakang
sekitar 42 cm sampai 43 cm. Sum-sum tulang belakang dilindungi oleh rongga
tulang belakang dan dilapisi oleh meninges. Terdapat 31 pasang saraf spinal
cord yang terbagi atas 8 di serviks, 12 di thoracic, 5 di lumbar, 5 di sacral,
dan 1 di coccygeal.
3.3 Sistem
Limbik
Sistem
limbik terletak di otak tengah, yaitu pada celebral cortex, thalamus, dan
hypothalamus. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,
mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar,
dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tidak tersentuh oleh indera.
Sitem inilah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya
rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah
Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik
seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem
limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya
cinta, penghargaan dan kejujuran.
3.4 Sistem
Saraf Tepi
Sistem
saraf tepi merupakan kumpulan saraf yang merupakan lanjutan dari otak dan
spinal cord. Sel-sel saraf ini membawa impuls dari dan ke saraf pusat.
Berdasarkan impuls saraf yang dibawa sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem
saraf aferen (membawa impuls ke saraf pusat) dan eferen (yang membawa impuls ke
efektor). Sedangkan, berdasarkan asalnya sistem saraf tepi dibagi menjadi saraf
sum-sum tulang belakang (spinal) dan saraf otak (cranial).
3.5 Sistem
Saraf Otonom
Tidak
semua kerja sistem saraf terjadi secara sadar. Seperti saraf-saraf yang
mengontrol detak jantung, pupil mata, otot polos, dan lain sebagainya. Sistem
saraf otonom terbagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.
Sistem syaraf parasimpatik disebut dengan cholinergic karena diaktivasi oleh
acetylcholin yang dihasilkan oleh post ganglion. Sedangkan systen syaraf
simpatik disebut adrenergic karena umumnya postganglionig meleparkan
norepineprin. Sistem syaraf parasimpatik umumnya disebut sebagai “housekeeping
system’ yang menyebabkan organ (jantung, organ pencernaan) dalam dapat bekerja
secara normal (homeostatis). Sistem syaraf simpatik bekerja dalam keadaan
stress sehingga disebut dengan “fight or flight” system. Kondisi stress ini
ditandai dengan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dilatasi bronchioles
pada paru dan lain sebagainya.
IV. PENUTUP
4.1 Simpulan
Sistem
saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf
(neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk
memelihara fungsi tubuh. Sistem saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron
merupakan sel saraf yang terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson. Sedangkan
neuroglia merupakan sel pendukung neuron.
Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sum-sum tulang belakang. Otak dan sum-sum
tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan sum-sum tulang
belakang dilindungi oleh tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri
dari saraf sadar dan otonom. Saraf sadar terdiri dari saraf otak dan sum-sum
tulang belakang. Saraf otonom terdiri dari saraf simpatik dan parasimpatik.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam
penulisan artikel ini yakni manusia hendaknya menjaga sistem saraf yang kita
dimiliki mengingat fungsi dari sistem saraf sangatlah penting yakni mengintegrasi,
memproses, dan mengkoordinasi data sensorik dengan perintah motorik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Sistem
saraf pusat. Tersedia pada http://grandmall10.wordpress.com
/2010/03/02/system-saraf-pusat/ (diakses tanggal 30 Mei 2012)
Anonim. 2010. Sistem
saraf tepi. Tersedia pada http://systembiosaraf.wordpress.com
/2010/04/28/sst-sistem-saraf-tepiperifer/ (diakses tanggal 30 Mei 2012)
Diah et al.
2007. Biologi SMA dn MA. Jakarta: Esis.
Marieb E N, Wihelm
P B, Mallatt J. 2012. Human Anatomy (sixth edition). New York:
Pearson.
Rindu, K. I., dkk. 2012. Anatomi Sistem Saraf Manusia. Bogor: IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar