MINYAK BUMI
Oleh
Ni Putu Juni Artini, NIM 1129061027
Pendidikan
Sains, Undiksha, Singaraja
ABSTRAK
Salah satu sumber energi utama yang
digunakan untuk bahan bakar rumah tangga, kendaraan bermotor dan mesin industri
berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan hasil proses alam, dari zat
organik yang tertimbun selama ribuan tahun. Cadangan minyak bumi Indonesia
sudah mulai menipis, yang kini diperkirakan hanya tersedia untuk jangka
waktu sekitar 15 tahun. Cadangan energi alternatif pengganti minyak bumi yakni
biofuel dan energi nuklir. Fraksi-fraksi dari minyak bumi diantaranya gas,
bensin (gasolin), nafta, kerosin, minyak solar dan diesel, minyak pelumas,
lilin, minyak bakar, serta bitumen yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Pengolahan minyak bumi dilakukan dengan beberapa tahap yakni
distilasi bertingkat yang dilanjutkan dengan proses konversi, pemisahan
pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
Kata kunci: minyak bumi, fraksi, biofuel
PETROLEUM
by
Ni Putu Juni Artini, NIM 1129061027
Ni Putu Juni Artini, NIM 1129061027
Science
Education, Undiksha, Singaraja
ABSTRACT
One of the primary energy
source used for household fuel, motor vehicles and industrial engines derived
from petroleum. Petroleum is the result of natural processes, of organic matter
buried for thousands of years. Indonesia's oil reserves are running low, which
is now estimated to be only available for a period of about 15 years. Alternatives
energy reserves of petroleum to the biofuels and nuclear energy. Fractions of
petroleum such as gas, gasoline (petrol), naphtha, kerosene, diesel fuel and
diesel oil, lubricating oil, wax, oil, and bitumen which has many benefits in
everyday life. Petroleum processing is done by some stage of the
distillation-rise, followed by the conversion process, the separation of
impurities in the fractions, and mixing fractions.
Keywords: petroleum, fractions, biofuel
I.
PENDAHULUAN
Sumber
energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah tangga, kendaraan bermotor
dan mesin industri berasal dari minyak bumi, batubara dan gas alam. Ketiga
jenis bahan bakar tersebut terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik
yang berasal dari jasad organisme kecil yang hidup di laut jutaan tahun yang
lalu (Sukarmin, 2004). Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan
tekanan tinggi, dan menghasilkan campuran hidrokarbon yang kompleks. Sebagian
campuran berada dalam fase cair dan dikenal sebagai minyak bumi. Sedangkan
sebagian lagi berada dalam fase gas dan disebut gas alam.
Karena
memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah dari air, maka minyak bumi dan gas
alam dapat bergerak ke atas melalui batuan sedimen yang berpori. Jika tidak
menemui hambatan, minyak bumi dapat mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, pada
umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam
pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut
petroleum. (Petro-leum dari bahasa Latin petrus artinya batu dan oleum artinya
minyak). Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini, dilakukan pengeboran.
Dalam
artikel ini akan dibahas beberapa hal mengenai minyak bumi, diantaranya sumber,
cadangan, fraksi dan manfaat, serta pengolahan dari minyak bumi. Selain itu, akan
ditunjukkan data warehouse mengenai besarnya produksi, konsumsi, ekspor dan
impor minyak bumi per tahun. Tujuan penulisan artikel ini tidak lain adalah
mengetahui lebih mendalam mengenai minyak bumi.
II.
PEMBAHASAN
2.1
Sumber
Minyak Bumi
Minyak bumi tidak lain merupakan hasil
proses alam, dari zat organik yang tertimbun selama ribuan tahun. Menurut Samperuru
(2003), dilihat dari asal mula terbentuknya minyak bumi, ada tiga faktor yang
menyebabkan terbentuknya minyak bumi. Pertama, terdapat “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis
memungkinkan terbentuknya minyak bumi. Kedua, adanya perpindahan (migrasi)
hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock),
umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan
ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut. Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis
kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat dari pergerakan bumi sendiri
(misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara
terus menerus dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang dapat menjadi jebakan
hidrokarbon. Jika jebakan ini dilingkupi oleh lapisan impermeabel, maka
hidrokarbon tersebut akan diam di tempat dan tidak dapat bergerak lagi. Temperatur
dalam yang semakin lama semakin tinggi merupakan faktor penting lainnya dalam
pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang
dari 65oC dan umumnya teruarai pada suhu di atas 260oC.
Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari suhu 107oC
ke 177oC.
Para geologis umumnya sependapat bahwa
minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan,
berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme ini mati,
badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk
lapisan yang kaya akan zat organik yang akhirnya menjadi batuan endapan (sendimentary rock). Proses ini
berlangsung terus, satu lapisan menutupi lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan
tahun berikutnya, lauatan di bumi ada yang menyusut atau ada yang berpindah
tempat. Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung
oksigen untuk mendekomposisi material organik secara komplit. Bakteri
menguraikan zat ini molekul demi molekul menjadi material yang kaya akan
hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan
yang ada di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu
perlahan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam (Samperuru, 2003).
2.2
Cadangan
Minyak Bumi
Cadangan minyak
bumi Indonesia sudah mulai menipis, yang kini diperkirakan hanya tersedia
untuk jangka waktu sekitar 15 tahun. Hitungan tersebut dengan asumsi tingkat
konsumsi tinggi seperti sekarang, yang berada pada kisaran tingkat pertumbuhan
konsumsi 5-6% setahun. Perkiraan itu bisa lebih parah lagi kalau pola
hidup dari masyarakat Indonesia yang sangat boros dalam penggunaan
energi fosil ini masih dipertahankan (Anonim, 2009).
US Geological
Survey Oil and Gas Journal, 1995 – 2000 (dalam Anonim, 2009), melaporkan
Amerika Serikat yang hanya bisa memproduksi dan
menikmati minyak bumi kurang dari 1 dekade, termasuk Kanada, Inggris, Norwegia,
Mesir, Argentina, Australia, dan Ekuador. Dalam kelompok ini menurut US
Geological Survey Oil and Gas Journal, termasuk Indonesia. Sumber yang sama
juga memperkirakan negara-negara seperti China, Negeria, Aljazair, Malaysia,
Kolombia, Oman, India, Qatar, Angola, Rumania, Yaman, dan Brunei, masih bisa
menikmati energi fosil ini dalam 50 tahun mendatang. Disamping itu dilaporkan
juga negara-negara yang produksi minyak buminya bisa berkelanjutan sampai 100
tahun seperti Saudi Arabia, Rusia, Meksiko, Libya, Brazil, Azerbeijan, dan
Trinidad, Iran dan Venezuela. Terdapat
beberapa negara yang bisa melanjutkan produksi minyaknya untuk masa lebih dari
100 tahun ke depan seperti Irak, Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Turkmenistan,
Tunisia, dan Uzbekistan.
Indonesia telah
melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah energi alternatif, seperti
mengembangkan bahan bakar dari tumbuh-tumbuhan (biofuel) yang saat ini sedang
menjadi bahan perhatian banyak kalangan. Biofuel adalah sejenis bahan bakar
yang terbuat dari minyak nabati. Beberapa sumber bahan baku biofuel adalah
sawit (palm), jarak (jatropha), sorgum, jagung, tebu dan singkong (casava).
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber-sumber alam nabati yang
dibutuhkan sebagai bahan dasar biofuel tersebut, hanya permasalahan penyediaan
tenaga ahlinya. Selain biofuel, energi nuklir merupakan salah satu alternatif
yang dipandang cocok untuk Indonesia. Sayangnya, pengembangan energi nuklir
terkendala masalah teknologi dan sumber daya manusia sehingga perlu kerja sama
dengan pihak asing.
2.3
Fraksi
Minyak Bumi dan Manfaatnya
Proses pertama
dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari minyak mentah dengan
menggunakan proses destilasi bertingkat. Manfaat fraksi-fraksi
yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat fisis (titik didih dan
viskositas) dan sifat kimia yang dimilikinya. Adapun hasil fraksionasi yang diperoleh dan manfaatnya adalah sebagai
berikut (Sukarmin, 2004).
Fraksi
|
Jumlah
atom C
|
Titik
didih
(oC)
|
Manfaat
|
Gas
|
C1- C4
|
< 20
|
Sebagai
bahan bakar elpiji (LPG-Liquefied Petroleum
Gas) dan bahan baku untuk sintesis senyawa organik.
|
Bensin
(Gasolin)
|
C5 - C10
|
40 - 180
|
Bahan
bakar kendaraan bermotor.
|
Nafta
|
C6 - C10
|
70 - 180
|
Fraksi
nafta diperoleh dari fraksi bensin. Nafta digunakan untuk sintesis senyawa
organik lainnya yang digunakan untuk pembuatan plastik, karet sintetis,
deterjen, obat, cat, bahan pakaian, dan kosmetik.
|
Kerosin
|
C11 - C14
|
180 - 250
|
Digunakan
sebagai bahan bakar pesawat udara dan bahan bakar kompor parafin.
|
Minyak
solar
dan
diesel
|
C15 - C17
|
250 - 300
|
Digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel; minyak solar untuk kendaraan mesin
diesel dengan rotasi tinggi, dan minyak diesel untuk rotasi sedang/rendah, serta
sebagai bahan bakar tungku di industri.
|
Minyak
pelumas
|
C18 - C20
|
300 - 350
|
Digunakan
sebagai minyak pelumas. Hal ini terkait dengan kekentalan (viskositas) yang
cukup besar.
|
Lilin
|
> C20
|
> 350
|
Sebagai
lilin parafin untuk membuat lilin, kertas pembungkus berlapis lilin, lilin
batik, korek api, dan bahan pengkilap, serta semir sepatu.
|
Minyak
bakar
|
> C20
|
> 350
|
Bahan
bakar di kapal, industri pemanas, dan pembangkit listrik.
|
Bitumen
|
> C40
|
> 350
|
Materi
aspal jalan dan atap bangunan. Aspal juga digunakan sebagai lapisan anti
korosi, isolasi listrik dan pengedap suara pada lantai.
|
2.4
Pengolahan
Minyak Bumi
Minyak
bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan
dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude
oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi (Sukarmin, 2004):
·
Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar
logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas
rendah).
·
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar
logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan
agar meleleh.
Minyak
mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana dan
sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik.
Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya,
yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut distilasi
bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka
sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses
konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi (Sukarmin,
2004).
a)
Distilasi Bertingkat
Dalam
proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi
komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok
yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen
hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih
yang berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Minyak mentah dipanaskan dalam boiler
menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak
mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur
distilasi.
Dalam menara distilasi, uap minyak
mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan
tutup gelembung (bubble cap) yang
memungkinkan uap lewat.
Dalam pergerakannya, uap minyak mentah
akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut
akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu
kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa
dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi.
Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi
di bagian atas menara. Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya
dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya untuk proses konversi.
b) Proses
Konversi
Proses konversi bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi
dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk memenuhi
kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu
diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai pendek. Di samping itu, fraksi bensin
harus mengandung lebih banyak hidrokarbon rantai bercabang/alisiklik/aromatik
dibandingkan rantai lurus. Jadi, diperlukan proses konversi untuk penyusunan
ulang struktur molekul hidrokarbon. Beberapa jenis proses konversi dalam kilang
minyak adalah sebagai berikut.
Perengkahan (cracking)
Perengkahan adalah pemecahan molekul besar menjadi
molekul-molekul kecil. Contohnya, perengkahan fraksi minyak ringan/berat
menjadi fraksi gas, bensin, kerosin, dan minyak solar/diesel.
Reforming
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus
menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai
lurus (C5 - C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatik.
Alkilasi
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar. Contohnya, penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen
fraksi bensin.
Coking
Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat
menjadi fraksi minyak bakar dan hidrokarbon intermediat. Dalam proses ini,
dihasilkan kokas (coke). Kokas digunakan
dalam industri alumunium sebagai elektrode untuk ekstraksi logam Al.
c) Pemisahan
Pengotor dalam Fraksi
Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor, antara lain
senyawa organik yang mengandung unsur S, N, O; air; logam; dan garam anorganik.
Pengotor dapat dipisahkan dengan cara melewatkan fraksi melalui:
Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk
memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan
residu padat seperti aspal.
Menara absorpsi, yang mengandung agen
pengering untuk memisahkan air.
Scrubber,
yang berfungsi untuk memisahkan belerang/senyawa belerang.
d) Pencampuran Fraksi
Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir
sesuai dengan yang diinginkan. Sebagai contoh:
Fraksi bensin dicampur dengan
hidrokarbon rantai bercabang/alisiklik/aromatik dan berbagai aditif untuk
mendapatkan kualitas tertentu.
Fraksi minyak pelumas dicampur dengan
berbagai hidrokarbon dan aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
Fraksi nafta dengan berbagai kualitas
(grade) untuk industri petrokimia.
Selanjutnya,
produk-produk ini siap dipasarkan ke berbagai tempat, seperti pengisian bahan
bakar dan industri petrokimia.
2.5 Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Minyak
Bumi Per Tahun (2006-2010)
(Data Warehouse, Pusat Data dan
Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral)
III.
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal yakni:
1.
Minyak bumi merupakan hasil proses alam,
dari zat organik yang tertimbun selama ribuan tahun.
2.
Cadangan minyak bumi Indonesia sudah
mulai menipis, yang kini diperkirakan hanya tersedia untuk jangka waktu
sekitar 15 tahun. Cadangan sebagai alternatif pengganti energi minyak bumi
yakni biofuel dan energi nuklir.
3.
Fraksi minyak bumi yakni gas, bensin
(gasolin), nafta, kerosin, minyak solar dan diesel, minyak pelumas, lilin,
minyak bakar, serta bitumen yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
4.
Pengolahan minyak bumi dilakukan dengan
beberapa tahap yakni distilasi bertingkat yang dilanjutkan dengan proses
konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.
3.2
Saran
Adapun saran yang disampaikan dalam
penulisan artikel ini, hendaknya kita menggunakan minyak bumi secara pintar dan
bijaksana serta mencari sumber-sumber energi alternatif guna meminimalisir
konsumsi terhadap minyak bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Sisa Cadangan Minyak Indonesia 15 Tahun. Tersedia pada http://www.indomigas.com/sisa-cadangan-minyak-indonesia-15-tahun/
(diakses tanggal 05 Juli 2012).
Data Warehouse, Pusat
Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. 2011. Produksi, Konsumsi,
Ekspor dan Impor Minyak Bumi Per Tahun. Tersedia pada http://dtwh2.esdm.go.id/dtwh3/mod_pri/index.php?page=detail_og_prod_dom_eks_imp_tahun_ft
(diakses tanggal 05 Juli 2012).
Samperuru, Doddy. 2003.
Dari Mana Datangnya Minyak Bumi. Tersedia pada http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/cvitae/docroot/files/techno/Minyak%20Bumi.pdf
(diakses tanggal 05 Juli 2012).
Sukarmin. 2004. Hidrokarbon dan Minyak Bumi. Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar