Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
I. Identitas Pelajaran
a. Satuan Pendidikan : SMA
b. Mata Pelajaran : Kimia
c. Kelas/Semester : XI/I
d. Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
II. Standar Kompetensi
memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawa.
Kompetensi dasar
menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik.
III. Indikator
menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital
IV. Uraian Materi
a. Materi prasyarat
- Bilangan kuantum
- Bentuk dan orientasi orbital
b. Uraian materi
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan distribusi elektron orbital-orbital atom. Konfigurasi elektron adalah susunan atau cara tersusunnya elektron dalam atom. Untuk menentukan cara tersusunnya elektron di dalam atom perlu diikuti beberapa aturan antara lain:
1. Prinsip Aufbau
Prinsip Aufbau menyatakan bahwa sebaran elektron dalam atom mempunyai urutan tertentu sesuai dengan energi orbitalnya. Orbital dengan energi terendah terisi elektron lebih dahulu. Jika orbital itu sudah penuh maka giliran pada orbital dengan tingkat energi berikutnya. Tingkat energi orbital dapat dinyatakan dengan diagram pada gambar 1. Dari diagram ini terlihat bahwa orbital 3d mempunyai energi lebih tinggi daripada 4s, karena itu orbital 3d hanya dapat terisi elektron jika orbital 4s telah terlebih dahulu terisi elektron penuh.
1s
2s 2p
3s 3p 3d
4s 4p 4d 4f
5s 5p 5d 5f 5g
6s 6p 6d 6f 6g 6h
7s 7p 7d 7f 7g
Gambar 1. Urutan tingkat energi menurut prinsip Aufbau
2. Larangan Pauli
Menurut Pauli, dalam sebuah atom tidak mungkin terdapat dua elektron atau lebih yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini juga berarti bahwa dalam sebuah orbital hanya dapat memuat dua elektron dengan spin yang berlawanan. Sebab sebuah orbital telah mempunyai tiga bilangan kuantum yang sama, yaitu n, l, dan m, sehingga bilangan kuantum keempat yaitu s harus berlainan. Dalam bentuk diagram, elektron dapat digambarkan dengan sebuah panah. Sepasang elektron, yaitu dua elektron dengan dua panah yang berlawanan arah.
3. Aturan Hund
Menurut Hund, pada orbital setingkat, yaitu orbital dengan dua bilangan kuantum yang sama, hanya dapat terisi pasangan elektron jika tiap orbital sekurang-kurangnya telah berisi sebuah elektron. Subkulit p mempunyai tiga orbital setingkat yaitu px, py, dan pz. Orbital px dapat berisi sepasang elektron apabila py, dan pz sekurang-kurangnya telah terisi satu elektron.
Pada orbital d, konfigurasi penuh d10 lebih stabil daripada konfigurasi d4. Hal itu memungkinkan perubahan dari konfigurasi d9s2 menjadi d10s1 dan dari d4s2 menjadi d5s1.
Beberapa catatan tentang konfigurasi elektron
1. Dua cara menuliskan urutan subkulit.
Ada dua cara menuliskan konfigurasi elektron skandium (Z = 21), yaitu:
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1, atau
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d14s2
Pada dasarnya kedua cara tersebut sama dan sesuai dengan prinsip Aufbau. Menurut cara (a), subkulit-subkulit ditulis sesuai dengan urutan tingkat energinya. Pada cara (b) subkulit-subkulit dari kulit yang sama dikumpulkan, kemudian diikuti subkulit dari kulit berikutnya.
Sc (Z = 21) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d1 4s2
K L M N
2 8 9 2
2. Menyingkat penulisan konfigurasi elektron dengan menggunakan konfigurasi elektron gas mulia.
Konfigurasi elektron Ne (Z = 10) : 1s2 2s2 2p6
Na (Z = 11) : 1s2 2s2 2p6 3s1
Konfigurasi elektron Na sama dengan konfigurasi elektron Ne ditambah dengan 3s1. Oleh karena itu, konfigurasi elektron Na dapat ditulis sebagai berikut:
Na (Z = 11) : [Ne] 3s1
3. Kestabilan subkulit d yang terisi penuh atau setengah penuh.
Terdapat beberapa penyimpangan pengisian elektron berdasarkan prinsip Aufbau dengan yang ditemukan berdasarkan percobaan. Contohnya ialah konfigurasi elektron kromium (Z = 24). Konfigurasi elektron Cr berdasarkan prinsip Aufbau adalah sebagai berikut:
Cr (Z = 24) : [Ar] 3d4 4s2
Konfigurasi Cr berdasarkan percobaan adalah sebagai berikut:
Cr (Z = 24) : [Ar] 3d5 4s1
Konfigurasi elektron dengan dua subkulit terakhir d4 s2, cenderung berubah menjadi d5 s1, hal ini karena subkulit d yang terisi penuh (d10) atau setengah penuh (d5) lebih stabil.
Konfigurasi elektron ion
Ion tunggal yang bermuatan +x terbentuk dari atom netralnya dengan melepas x elektron. Elektron yang dilepas itu adalah elektron dari kulit terluar. Sebagai contoh: Al dengan nomor atom 13 memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1. Al3+ memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6. Ion tunggal bermuatan –x terbentuk dari atom netralnya dengan menyerap x elektron. Elektron yang diserap itu mengisi orbital dengan tingkat energi terendah yang belum penuh. Sebagai contoh: Cl dengan nomor atom 17 memiliki konfigurasi elektron [Ne] 3s2 3p5. Cl- memiliki konfigurasi elektron [Ne] 3s2 3p6 (jumlah elektron = 18).
V. Alat dan Bahan (Media)
· LKS
· Buku sumber belajar
· SPU (Sistem Periodik Unsur)
· Gambar diagram tingkat energi orbital
VI. Metode Pembelajaran
Metode : pemberian informasi, pemecahan masalah dan diskusi.
Teknik : diskusi kelompok dan diskusi kelas
VII. Kegiatan Belajar Mengajar
v Kegiatan Awal (5 menit)
Kegiatan Guru | Kegiatan Siswa |
- Guru mengucapkan salam kepada siswa. - Guru mengabsensi siswa. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai setelah KBM berlangsung. - Guru mengali pengetahuan siswa dengan bertanya apa manfaat belajar tentang konfigurasi elektron? - Guru memotivasi siswa dengan reinsformen positif berupa pujian, tambahan nilai bagi siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar. | - Siswa membalas salam guru. - Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapainya selama KBM. - Siswa menjawab pertanyaan guru. |
v Kegiatan Inti (25 menit)
Kegiatan Guru | Kegiatan Siswa |
Pemberian informasi - Guru memberikan informasi tentang konfigurasi elektron yakni tentang aturan-aturan penulisan konfigurasi elektron, beberapa catatan tentang konfigurasi elektron, dan tentang konfigurasi elektron ion. - Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok dengan anggota kelompok 5 orang. Pemberian masalah - Guru memberikan beberapa masalah kepada siswa yang terlampir dalam LKS 1. Pemecahan masalah melalui diskusi kelompok - Guru meminta siswa secara berkelompok untuk memecahkan masalah yang ada dalam LKS 1. Melakukan diskusi kelas - Guru menunjuk salah satu wakil tiap-tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya secara bergilir. - Guru meminta kelompok lain memberikan tanggapan. - Guru meluruskan jalannya diskusi. | - Siswa mendengar informasi yang guru sampaikan tentang aturan-aturan penulisan konfigurasi elektron, beberapa catatan tentang konfigurasi elektron, dan tentang konfigurasi elektron ion. - Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. - Siswa secara berkelompok memecahkan masalah yang ada pada LKS 1. - Salah satu wakil tiap-tiap kelompok yang ditunjuk maju menyampaikan hasil diskusinya. - Kelompok lain memberi tanggapan. |
v Kegiatan Akhir (15 menit)
Kegiatan Guru | Kegiatan Siswa |
- Guru mengajak siswa bersama-sama membuat kesimpulan hasil diskusi. - Guru mengakhiri dengan memberikan post test yang terlampir dalam soal post test. | - Siswa ikut berpartisipasi membuat kesimpulan. - Siswa mengerjakan post test yang diberikan oleh guru. |
VIII. Assemen dan Evaluasi
Penilaian aktivitas belajar dalam kegiatan diskusi (Rubrik penilaian terlampir).
· Penilaian terhadap tingkat partipasi siswa dalam melakukan diskusi
· Penilaian akan sikap dalam menghargai orang lain
· Penilaian sikap sains
Skor yang diperoleh dari nilai post test.
IX. Sumber Belajar
Agus, Akhril. 1984. Mengerti Kimia 2a halaman 45-52. Bandung: IKIP Bandung
Purba, Michael. 2002. Kimia Untuk SMA Kelas XI halaman 18-25. Jakarta: Erlangga
Subagia, I Wayan. 2005. Buku Penuntun Belajar Kimia Dasar 1 halaman 19-22. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja
LKS 1
1. Susunlah subkulit-subkulit berikut berdasarkan tingkat energinya, dimulai dari subkulit dengan tingkat energi terendah: 3p, 3d, dan 4s.
2. Jelaskan mengapa konfigurasi elektron di bawah ini salah dan bagaimana seharusnya?
s p
3. Dengan memperlihatkan aturan Aufbau dan aturan Hund. Gambarlah diagram orbital untuk unsur :
a. N (Z = 7)
b. Mn (Z = 25)
4. Dengan menggunakan konfigurasi gas mulia, tuliskan konfigurasi elektron singkat unsur-unsur dengan nomor atom 12 sampai dengan 15!
5. Dengan memperhatikan kestabilan konfigurasi penuh dan setengah penuh, tulislah konfigurasi elektron dari unsur Mo (Z = 42) dan Ag (Z = 47)!
6. Tuliskan konfigurasi elektron ion-ion berikut:
a. Al3+ (Z = 13) c. P3- (Z = 15)
b. Cr3+ (Z = 24) d. S- (Z = 16)
SOAL POST TEST
Nama :
No. Absen :
Kelas/Semester :
Tanda Tangan :
1. Beri penjelasan singkat tentang makna dari :
a. prinsip Aufbau (Skor 10)
b. larangan Pauli (Skor 10)
c. aturan Hund (Skor 10)
2. Tulislah konfigurasi elektron, konfigurasi elektron singkat (menggunakan konfigurasi elektron gas mulia) dan diagram orbital dari unsur P (Z = 15) dan Mn (Z = 25)! (Skor 60)
3. Tuliskan konfigurasi elektron dari ion Co3+ (Z = 27) dan S2- (Z = 16)! (Skor 10)
JAWABAN LKS 1
1. Tingkat energi subkulit bergantung pada nilai n + l.
Orbital | n | l | n + l |
3p 3d 4s | 3 3 4 | 1 2 0 | 4 5 4 |
Subkulit 3p dan 4s mempunyai nilai n + l yang sama. Dalam hal ini seperti ini, subkulit dengan nilai n lebih besar mempunyai tingkat energi lebih tinggi.
Jadi, urutan tingkat energi dari 3 subkulit tersebut adalah: 3p, 4s, 3d.
2. Konfigurasi elektron tersebut salah karena sepasang elektron yang digambarkan pada orbital s dan orbital px dengan dua panah yang arahnya sama, yang berarti spin dari dua elektron yang ada dalam orbital tersebut sama. Sehingga keempat bilangan kuantum dari kedua elektron yang ada pada orbital tersebut sama. Penggambaran orbital seperti ini dilarang oleh Pauli yang mana dalam sebuah atom tidak mungkin terdapat dua elektron atau lebih yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Sehingga penggambaran orbital yang benar adalah sebagai berikut:
s p
3. 1s 2s 2p
N:
1s 2s 2p 3s 3p
Mn:
4s 3d
4. 12X : [Ne] 3s2
13X : [Ne] 3s2 3p1
14X : [Ne] 3s2 3p2
15X : [Ne] 3s2 3p3
5. 42Mo : [Kr] 4d5 5s1
47Ag : [Kr] 4d10 5s1
6. Al3+ :1s2 2s2 2p6
Cr3+ : [Ar] 3d3
P3- : [Ne] 3s2 3p6
S- : [Ne] 3s2 3p5
JAWABAN SOAL POST TEST
1. a. Prinsip Aufbau menyatakan bahwa sebaran elektron dalam atom mempunyai urutan tertentu sesuai dengan energi orbitalnya. Orbital dengan energi terendah terisi elektron lebih dahulu. Jika orbital itu sudah penuh maka giliran pada orbital dengan tingkat energi berikutnya. (Skor 10)
b. Menurut Pauli, dalam sebuah atom tidak mungkin terdapat dua elektron atau lebih yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini juga berarti bahwa dalam sebuah orbital hanya dapat memuat dua elektron dengan spin yang berlawanan. (Skor 10)
c. Menurut Hund, pada orbital setingkat, yaitu orbital dengan dua bilangan kuantum yang sama, hanya dapat terisi pasangan elektron jika tiap orbital sekurang-kurangnya telah berisi sebuah elektron. (Skor 10)
2. Konfigurasi elektron (Skor 20)
15P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
25Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p63d5 4s2
Konfigurasi elektron singkat (Skor 20)
15P : [Ne] 3s2 3p3
25Mn : [Ar] 3d5 4s2
Diagram orbital (Skor 20)
15P 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
25Mn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s2 3d5
3. Co3+ : [Ar] 3d5 4s1 (Skor 5)
S2- : [Ne] 3s2 3p2 (Skor 5)
satu karya tercipa karena pengalaman.
BalasHapus